Tampilkan postingan dengan label Inspiratif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Inspiratif. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 April 2016

$ 86,400

Uul     10.36.00    

Bayangkan jika sebuah bank memberikan anda uang sebesar $ 86.400 setiap hari. Dan jumlah tersebut harus dihabiskan dalam satu hari. Setiap sore uang yang tersisa akan dihapuskan dari account jika anda gagal untuk menggunakannya sepanjang hari. Apa yang akan anda lakukan ? Tentunya akan menggunakan uang tersebut setiap sen yang ada.

Kita semua memiliki bank seperti itu. Namanya WAKTU. Setiap pagi, anda diberikan waktu 86.400 detik Setiap malam akan dicatat, sebagai kehilangan, jika anda gagal untuk menginvestasikan dengan tujuan baik. Jumlah tersebut tidak akan dipindah-bukukan untuk keesokan harinya, juga tidak dapat dilakukan penarikan lebih dari jumlah yang telah ditentukan. Setiap hari akan dibuka sebuah account baru untuk anda, dan setiap malam account tersebut akan dihapuskan. Jika anda gagal untuk menggunakan simpanan pada hari itu, anda akan kehilangan. Hal ini tidak akan pernah kembali. Tidak akan pernah ada penarikan untuk hari esok. Anda harus hidup pada saat ini, untuk simpanan hari ini Investasikan hal ini untuk memperoleh dari investasi tersebut kesehatan, kebahagiaan dan keberhasilan yang sepenuh-penuhnya.


Untuk menyadari nilai SATU TAHUN, tanyakan pada seorang pelajar yang gagal naik tingkat. Untuk menyadari nilai SATU BULAN, tanyakan pada seorang ibu yang melahirkan seorang bayi prematur. 
Untuk menyadari nilai SATU MINGGU, tanyakan pada editor dari majalah mingguan. 
Untuk menyadari nilai SATU JAM, tanyakan seorang kekasih yang menanti untuk bertemu. 
Untuk menyadari nilai SATU MENIT, tanyakan seorang yang ketinggalan kereta api.
Untuk menyadari nilai SATU DETIK, tanyakan pada seseorang yang baru saja terhindar dari kecelakan. 
Untuk menyadari nilai SEPERSERIBU DETIK, tanyakan pada seseorang yang baru saja memperoleh medali EMAS dalam Olympiade.


Hargailah setiap waktu yang anda miliki. Dan hargailah waktu itu lebih lagi, karena anda membagikannya dengan seseorang yang khusus, cukup khusus untuk membuang waktu anda. Dan ingatlah bahwa waktu tidak akan menunggu seseorang pun. Kemarin adalah sejarah. Hari esok adalah sebuah misteri dan hari ini adalah suatu hadiah. Itulah yang disebut dengan berkat. Waktu terus berjalan. Lakukanlah yang terbaik untuk hari ini.


Sumber : https://yohanesluhur.wordpress.com

Bersyukurlah Atas Segala Milikmu

Uul     10.32.00    

Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga.
Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, ” Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima”.
Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.
Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.
Malaikat-ku berkata, “Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya”. Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.
Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebutdan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun.
“Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih”, kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu.
“Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?”, tanyaku.
“Menyedihkan”, Malaikat-ku menghela napas.
“Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yangmengirimkan pernyataan “terima kasih”.
“Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan?”, tanyaku.
“Sederhana sekali”, jawab Malaikat. “Cukup berkata : Terima kasih, Tuhan. Dan berbuatlahkebajikan bagi sesamamu serta jauhilah kejahatan”.
“Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri”, tanyaku.
Malaikat-ku menjawab, “Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.
“Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.
“Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% didunia yang memiliki kesempatan itu.
Juga…. “Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan …
engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup
hingga hari ini.
“Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara,kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat …. Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia”.
“Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah sepertiorang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.
“Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima rahmat ganda, yaitu bahwa
seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewabaginya, dan bahwa, engkau lebih dirahmati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yangbahkan tidak dapat membaca sama sekali”.
Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu.
Selamat menjalani hidup baru dengan penuh Rahmat Tuhan……!

Sumber : https://yohanesluhur.wordpress.com

Senin, 11 April 2016

Doa Seorang Anak Kecil

Uul     13.54.00    

Suatu ketika, ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab memang begitulah peraturannya. Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya.
Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.
Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 “pembalap” kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya.
Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, “Ya, aku siap!”.
Dor. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. “Ayo..ayo… cepat..cepat, maju..maju”, begitu teriak mereka. Ahha…sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. “Terima kasih.”
Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. “Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?”. Mark terdiam. “Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan” kata Mark. Ia lalu melanjutkan, “Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongmu mengalahkan orang lain. “Aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah.”
Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.
Sumber : Hikmat Dari Tuhan Tentang Kehidupan

Rantai Kebaikan

Uul     13.52.00    

Pada suatu hari seorang pria melihat seorang wanita lanjut usia sedang berdiri kebingungan di pinggir jalan. Meskipun hari agak gelap, pria itu dapat melihat bahwa sang nyonya sedang membutuhkan pertolongan. Maka pria itu menghentikan mobilnya di depan mobil Benz wanita itu dan keluar menghampirinya. Mobil Pontiac-nya masih menyala ketika pria itu mendekati sang nyonya.

Meskipun pria itu tersenyum, wanita itu masih ketakutan. Tak ada seorangpun berhenti menolongnya selama beberapa jam ini. Apakah pria ini akan melukainya? Pria itu kelihatan tak baik. Ia kelihatan miskin dan kelaparan.


Sang pria dapat melihat bahwa wanita itu ketakutan, sementara berdiri di Sana kedinginan. Ia mengetahui bagaimana perasaan wanita itu. Ketakutan itu membuat sang nyonya tambah kedinginan. Kata pria itu, “Saya di sini untuk menolong anda, Nyonya. Masuk ke dalam mobil saja supaya anda merasa hangat! Ngomong-ngomong, nama saya Bryan Anderson.”

Wah, sebenarnya ia hanya mengalami ban kempes, namun bagi wanita lanjut seperti dia, kejadian itu cukup buruk. Bryan merangkak ke bawah bagian sedan, mencari tempat untuk memasang dongkrak. Selama mendongkrak itu beberapa kali jari-jarinya membentur tanah. Segera ia dapat mengganti ban itu. Namun akibatnya ia jadi kotor dan tangannya terluka.

Ketika pria itu mengencangkan baut-baut roda ban, wanita itu menurunkan kaca mobilnya dan mencoba ngobrol dengan pria itu. Ia mengatakan kepada pria itu bahwa ia berasal dari St. Louis dan hanya sedang lewat di jalan ini. Ia sangat berutang budi atas pertolongan pria itu.

Bryan hanya tersenyum ketika ia menutup bagasi mobil wanita itu. Sang nyonya menanyakan berapa yang harus ia bayar sebagai ungkapan terima kasihnya. Berapapun ju mlahnya tidak menjadi masalah bagi wanita kaya itu. Ia sudah membayangkan semua hal mengerikan yang mungkin terjadi seandainya pria itu tak menolongnya.

Bryan tak pernah berpikir untuk mendapat bayaran. Ia menolong orang lain tanpa pamrih. Ia biasa menolong orang yang dalam kesulitan, dan Tuhan mengetahui bahwa banyak orang telah menolong dirinya pada waktu yang lalu. Ia biasa menjalani kehidupan seperti itu, dan idak pernah ia berbuat hal sebaliknya.

Pria itu mengatakan kepada sang nyonya bahwa seandainya ia ingin membalas kebaikannya, pada waktu berikutnya wanita itu melihat seseorang yang memerlukan bantuan, ia dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan kepada orang itu, dan Bryan menambahkan, “Dan ingatlah kepada saya.”

Bryan menunggu sampai wanita itu menyalakan mobilnya dan berlalu. Hari itu dingin dan membuat orang depresi, namun pria itu merasa nyaman ketika ia pulang ke rumah, menembus kegelapan senja.

Beberapa kilometer dari tempat itu sang nyonya melihat sebuah kafe kecil. Ia turun dari mobilnya untuk sekedar mencari makanan kecil, dan menghangatkan badan sebelum pulang ke rumah. Restoran itu nampak agak kotor. Di luar kafe itu ada dua pompa bensin yang sudah tua. Pemandangan di sekitar tempat itu sangat asing baginya.

Sang pelayan mendatangi wanita itu dan membawakan handuk bersih untuk mengelap rambut wanita itu yang basah. Pelayan itu tersenyum manis meskipun ia tak dapat menyembunyikan kelelahannya berdiri sepanjang hari. Sang nyonya melihat bahwa pelayan wanita itu sedang hamil hampir delapan bulan, namun pelayan itu tak membiarkan keadaan dirinya mempengaruhi sikap pelayanannya kepada para pelanggan restoran. Wanita lanjut itu heran bagaimana pelayan yang tidak punya apa-apa ini dapat memberikan suatu pelayanan yang baik kepada orang asing seperti dirinya. Dan wanita lanjut itu ingat kepada Bryan.

Setelah wanita itu menyelesaikan makanannya, ia membayar dengan uang kertas $100. Pelayan wanita itu dengan cepat pergi untuk memberi uang kembalian kepada wanita itu. Ketika kembali ke mejanya, sayang sekali wanita itu sudah pergi. Pelayan itu bingung kemana perginya wanita itu. Kemudian ia melihat sesuatu tertulis pada lap di meja itu.

Ada butiran air mata ketika pelayan itu membaca apa yang ditulis wanita itu: “Engkau tidak berutang apa-apa kepada saya. Saya juga pernah ditolong orang. Seseorang yang telah menolong saya, berbuat hal yang sama seperti yang saya lakukan. Jika engkau ingin membalas kebaikan saya, inilah yang harus engkau lakukan: ‘Jangan biarkan rantai kasih ini berhenti padamu.’ Di bawah lap itu terdapat empat lembar uang kertas $ 100 lagi.

Wah, masih ada meja-meja yang harus dibersihkan, toples gula yang harus diisi, dan orang-orang yang harus dilayani, namun pelayan itu memutuskan untuk melakukannya esok hari saja. Malam itu ketika ia pulang ke rumah dan setelah semuanya beres ia naik ke ranjang. Ia memikirkan tentang uang itu dan apa yang telah ditulis oleh wanita itu. Bagaimana wanita baik hati itu tahu tentang berapa jumlah uang yang ia dan suaminya butuhkan? Dengan ke lahiran bayinya bulan depan, sangat sulit mendapatkan uang yang cukup.

Ia tahu betapa suaminya kuatir tentang keadaan mereka, dan ketika suaminya sudah tertidur di sampingnya, pelayan wanita itu memberikan ciuman lembut dan berbisik lembut dan pelan, “Segalanya akan beres. Aku mengasihimu, Bryan Anderson!”

Ada pepatah lama yang berkata, “Berilah maka engkau diberi.” Hari ini saya mengirimkan kisah menyentuh ini dan saya harapkan anda meneruskannya. Biarkan terang kehidupan kita bersinar. Jangan hapus ki sah ini, jangan biarkan saja!

Kirimkan kepada teman-teman anda! Teman baik itu seperti bintang-bintang di langit. Anda tidak selalu dapat melihatnya, namun anda tahu mereka selalu ada. Tuhan memberkati anda!

Sumber : Dari Seorang Sahabat…..

Berdamai dengan Masalah

Uul     13.19.00    

Suatu hari seorang professor memulai sebuah kelas dengan mengangkat gelas berisi air. Ia mengangkat gelas tersebut dan bertanya kepada siswanya, “Berapa kira-kira berat gelas ini?”

“Satu ons!” “Dua ons!” Tiga ons!”… terdengar jawaban bersahutan dari siswa-siswanya.

”Saya tidak begitu pasti sampai saya menimbangnya,” kata professor

“tapi pertanyaan saya adalah apa yang terjadi jika saya mengangkatnya selama semenit?”.


“Tak kan terjadi apa-apa”, kata siswa-siswa tersebut.

“Baik, jika saya mengangkatnya selama satu jam?” tanya professor.

“Tangan Anda akan terasa pegal”, jawab para siswa.

“Kalau saya angkat selama seharian penuh?”

“Tangan Anda akan sakit, bahkan mungkin bisa terluka otot-ototnya dan Anda harus dirawat di rumah sakit tentunya”, jawab salah satu siswa dan disambut tawa seluruh siswa di kelas tersebut.

“Tepat sekali”, jawab professor. “Tapi apakah kesakitan saya tersebut disebabkan karena berat gelas tersebut berubah?” lanjut professor.

“Tidak,” jawab siswa serentak, “itu karena otot-otot Anda menerima tegangan yang terlalu lama”.

Profesor kembali bertanya, “Lalu apa yang harus saya lakukan?”

Seisi kelas terdiam. Tiba-tiba salah seorang siswa menjawab, “Letakkan gelas tersebut”.

“Excactly, tepat sekali!” jawab sang professor. “Problem dan masalah dalam hidup dapat diibaratkan mengangkat gelas ini. Camkan kata-kata ini, mengangkatnya lebih lama akan membuatmu merasa pegal. Mengangkat lebih lama lagi dapat membahayakanmu, bahkan dapat membunuhmu.”

“Sangat penting berpikir tentang tantangan-tantangan dalam hidup, tapi akan LEBIH PENTING meletakkannya sejenak setiap mengakhiri hari saat kalian semua beranjak tidur dan tidak membawanya bersama tidurmu. Dengan begitu kalian tidak akan merasa tertekan, kalian bangun di pagi hari dengan rasa segar, kuat dan tegar menghadapi setiap tantangan dan masalah yang datang.”
Pelajaran:

“kegagalan bukanlah suatu masalah yang besar. Anda harus pernah merasakannya untuk mengetahui apa arti sebuah kesuksesan. Banyak orang tidak siap dengan sebuah situasi kegagalan. Belajarlah dari kegagalan meski itu terjadi berkali-kali!”

Senyuman :)

Uul     13.17.00    

Seorang dokter sedang bergegas masuk ke dalam ruang operasi dikarenakan ada seorang pasien yang membutuhkan bantuannya.

Sang ayah dari pasien yang akan di operasi menghampirinya dan dengan gusar berkata “Kenapa lama sekali anda sampai ke sini? Apakah anda tidak tahu bahwa nyawa anak saya terancam jika tidak segera di operasi?”

Dokter itu tersenyum dan berkata, “Maaf, saya sedang tidak berada di rumah sakit, tapi secepatnya saya menuju kemari ketika pihak rumah sakit menghubungi saya”


Kemudian dokter tersebut bergegas menuju ke ruang operasi, setelah beberapa jam ia keluar dengan senyuman di wajahnya dan berkata kepada ayah dari pasien tersebut “Syukurlah, anak anda sudah tertolong dan keadaannya sudah sangat stabil”.

Tanpa menunggu jawaban sang ayah, dokter tersebut berkata lagi, “Suster akan membantu anda jika ada yang ingin anda tanyakan”, setelah berkata dokter tersebut segera berlalu dengan tergesa-gesa.

Sang ayah berkata kepada suster, “Kenapa dokter itu angkuh sekali ? dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya !!!”

Sambil meneteskan air mata suster menjawab, “Anak dokter tersebut meninggal dalam kecelakaan kemarin sore, ia sedang menguburkan anaknya saat kami meneleponnya untuk melakukan operasi pada anak anda. Sekarang anak anda sudah selamat dan ia bisa kembali berkabung”.

Pesan:
Janganlah kita tergesa-gesa memberikan penilaian terhadap seseorang, tapi maklumilah bahwa setiap orang di sekeliling kita menyimpancerita kehidupan yang mungkin tidak terbayang di benak kita.
Ada air mata di balik senyuman
Ada kasih sayang di balik setiap amarah
Ada pengorbanan di balik setiap ketidak pedulian
Ada harapan di balik setiap kesakitan
Ada kekecewaan di balik setiap derai tawa
Semoga kita semua bisa menjadi manusia dengan rasa toleransi yang semakin luas dan bersyukur dengan apa yang telah kita miliki dalam hidup ini. Ingatlah, kita bukannya satu-satu manusia dengan segudang masalah.
Tersenyumlah, karena senyum mampu membasuh setiap luka
Maafkanlah, karena maaf mampu menyembuhkan semua rasa sakit

Rabu, 06 April 2016

Buku Kehidupan

Uul     15.18.00    

Manusia seperti Sebuah BUKU….


Cover depan = tanggal lahir

Cover belakang = tanggal kematian.

Tiap lembarnya, adalah tiap hari dalam hidup kita dan apa yg kita lakukan.


Ada buku yg tebal, ada buku yg tipis. Ada buku yg menarik dibaca, ada yg sama sekali tidak menarik.


Sekali tertulis, tidak akan pernah bisa di’edit’ lagi.


Tapi hebatnya,

seburuk apapun halaman sebelumnya, selalu tersedia halaman selanjutnya yg putih bersih, baru dan tiada cacat.

Sama dengan hidup kita, seburuk apapun kemarin,

Tuhan selalu menyediakan hari yang baru untuk kita.

Kita selalu diberi kesempatan baru untuk melakukan sesuatu yg benar dalam hidup kita setiap harinya.


Kita selalu bisa memperbaiki kesalahan kita dan melanjutkan alur cerita kedepannya sampai saat usia berakhir, yang sudah ditetapkanNYA.


Terima kasih Tuhan utk hari yg baru ini..


Syukuri hari ini….

dan isilah halaman buku kehidupanmu dgn hal2 yg baik semata.

Dan, jangan pernah lupa, untuk selalu bertanya kepada Tuhan, tentang apa yang harus ditulis tiap harinya.


Supaya pada saat halaman terakhir buku kehidupan kita selesai, kita dapati diri ini sebagai pribadi yg berkenan kepadaNYA.


Dan buku kehidupan itu layak untuk dijadikan teladan bagi anak2 kita dan siapapun setelah kita nanti.


Selamat menulis di buku kehidupanmu,


Menulislah dengan tinta cinta dan kasih sayang, serta pena kebijaksanaan.


Aku berdoa dan berharap :

“agar Tuhan selalu menyertai setiap langkahmu”

……….karena………


Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa : langit itu selalu biru,

bunga selalu mekar,
dan mentari selalu bersinar..

Tapi ketahuilah bahwa Dia selalu

memberi pelangi di setiap badai, senyum di setiap air mata, berkah di setiap cobaan, dan jawaban di setiap do’a.

About Us

Pripunto (Bahasa Jawa) yang artinya "Bagaimana sih?" Dibuat dengan semangat untuk memberikan sharing informasi

Category

© 2016 pripunto. Designed by Bloggertheme9. Powered By Blogger | Published By Blogger Templates .